Selasa, 10 April 2012

Mari Berdzikir

     Dengan berdzikir membuat hati dan fikiran tenang ,itulah janji Alloh SWT .Maka mari berusaha untuk berdzikir setiap saat terutama pada saat 1/3 malam yang akhir disaat malam yang sunyi senyap semua orang pada tertidur.Muda-mudahan kita bisa melaksanakannya karena hanya dengan bantuan-Nya lah kita bisa melaksanakannya .Amiin ya robbal 'alamiin.

Minggu, 01 April 2012

Ngalap Berkah Dan Hukumnya

        Risalah ini kami ambil dari Buletin Jum ah BISWAH dengan alamt Jl.Bubutan VI/02 Surabaya 60175,volumeXXVIII/Jumat,30 MARET 2012 yang diisi oleh ustadz Nasiri Abdi alumni pondok pesantren Sidogiri.

        Diskusi tentang boleh tidaknya "Ngalap Berkah" masih selalu hangat diperdebatkan.Terutama ketika yang hadir pada acara diskusai tersebut ,ada orang-orang berafiliasi pada wahabi  (pengikut Muhammad Ibn Abd.Alwahab) dan kelompok sealiran dengannya.Tulisan ini sengaja diangkat,bukan untuk memperuncing perbedaan ,melainkan hanya untuk memperjelas posisi ummat yang sudah terbiasa melakukan "Ngalap Berkah" dengan berbagai variannya.Hal itu dikarenakan ritual "Ngalap Berkah" ini selalu mendapatkan serangan dari kelompok wahabi yang memang hobinya mengoreksi dan menilai aktifitas kelompok lain. 

         Ada beberapa model riyual "Ngalap Berkah" yang biasa dilakukan ummat ,antara lain:berziarah ke makam para wali,minta didoakan pada para kyai,minum air kaki orang tua(ibu),cium tangan orang tua,menyapu di masjid,mengabdi pada guru tanpatanpa minta upah,dan masih banyak model "Ngalap Berkah"   yang lain.Praktek-praktek tersebut banyak disorot dan dikecam oleh kelompok islam fundamentalis,khususnya khususnya kelompok wahabisme.

         Ada satu cerita yang menarik terkait dengan ngalap berkah ,cerita ini ditulis oleh Syaikh Abdul Fattah Rawwah,dalam kitab Tsabat (kumpulan sanad-sanad keilmuannya) .Beliau adalah muridnya Sayyid Alwi Al Maliki.Syaikh Muhammad Ibn SalihAl Utsaimin ulama wahabi kontemporer di Saudi Arabia,mempunyai seorang guru yang 'alim dan Kharismatikdi kalangan wahabi,yaitu Syaikh Abd al Rahman bin Nasir al Sa'di .Ia dikenal dengan julukan Syaikh Ibn Al Sa'di,yang mempunyai karya monumentalnya dengan judul Taisir Al Karim Al Rahman fi Tafsir Kalam Al Mannan,kitab tafsir setebal 5 jilid,yang mengikuti paradigma pemikiran wahabi.Tafsir ini di kalangan wahabi menyamai kedudukan tafsi Al Jalalain di kalangan kaum pesantren,Syaikh Ibn Al Sa'didikenal sebagai ulama wahabi yang ekstrim.Namun demikian ,terkadang ia mudah insyaf dan mau mengikuti kebenaran dari manapun kebenaran itu datangnya.

         Suatu ketika ,Al Imam Al Sayyid Alwi bin Abbas Al Maliki  Al Hasani ayah handa Al Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki,sedang duduk di serambi masjid  Al Haram bersama murid-muridnya dalam sebuah halaqah (majlis ta'lim)pengajian,di bagian lain seranbi masjidilharam tersebut ada Syaikh Ibn Al Sa'di juga duduk di sebuah halaqah bersama murid-muridnyayang beraliran wahabi.Sementara orang-orang di luar masjidilharam sedang larut dalam aneka ragam ibadahnya.Ada yang shalat,dan ada pula yang yang tawaf di sekeliling ka'bah.Pada saat itu ,langit di atas masjidilharam  diselimuti mendung tebal yang menggelantung.Sepertinya hujan lebat akan segera turun mengguyur tanah suci ummat Islam itu.

         Tiba-tiba air hujan deras pun turun mengguyur tanah suci Makkah Ka'bah pun tidak luput dari guyuran air hujan yang memang deras sekali dan dari talangan  mas yang ada di atas  Ka'bah keluar air.Melihat air begitu deras ,bahkan pancuran di atas Ka'bah ,ummat Islam seperti kebiasaan mereka segera berhamburan untuk berebut air yang keluar dari pancuran mas tersebut.Air itu mereka minum juga dituangkan ke baju dan tubuh mereka,dengan harapan mendapatkan berkah dari air tersebut.

          Melihat kejadian ini para polisi pamong praja Kerajaan Saudi Arabia yang sebagian berasal dari Baduwi daerah Najd (pusat wahabi) terkejut dan mengira bahwa orang-orang Hijaztersebut telah terjerumus dalam lumpur kesyirikan dan menyembah selain Allah SWT,dengan ngalap berkah dari air itu.Akhirnya polisi pamong praja itu menghampiri kerumunan orang Hijaz dan berkata kepada mereka yang sedang mengambil berkah air hujan yang mengalir dari talang air di atas Ka'bah ,"Hai orang-orang musyrik ,jangan lakukan itu!Karena itu perbuatan syirik ,Hentikan !demikian teguran para polisi pamong praja itu.

          Mendengar teguran para polisi pamong praja itu,orang-orang Hijaz pun segera membubarkan diri  dan pergi menuju Sayyid Alwi yang sedang mengajar murid-muridnya di halaqah tempat ia mengajar secara rutin.Kepadanya mereka menanyakan perihal hukum mengambil berkah dari air hujan yang mengalir dari pancuran Ka'bah itu.Ternyata Sayyid Alwi membolehkan dan bahkan mendorong mereka untuk terus melakukannya.Mendengar fatwa Sayyid Alwi yang melegitimasi perbuatan mereka,maka untuk yang kedua kalinya oran-ornag Hijaz itu pun berhamburan kembali menuju saluran air Ka'bah,dengan tujuan mengambil berkah air hujan yang mengalir darinya,tanpa mengindahkan teguran polisi badui tersebut.Bahkan ketika polisi pamong praja tersebut menegur mereka untuk kedua kalinya ,orang-orang Hijaz itu menjawab ,"Kami tidak peduli teguran anda ,setelah Sayyid Alwi berfatwa kepada kami tentang kebolehan mengambil berkah dari air ini.

           Akhirnya melihat orang-orang Hijaz itu tidak mengindahkan teguran ,para polisi badui itu pun mendatangi halaqah Syaikh Ibn Sa'di guru mereka.Mereka mengadukan perihal fatwa Sayyid Alwi yang menganggap bahwa air hujan itu ada berkahnya.Setelah mendengar laporan polisi pamong praja itu ,Syaikh Ibnu Sa'di segera mengambil selendang dan bangkit berjalan menghampiri halaqah Sayyid Alwi,kemudian dengan perlahan Syaikh Ibnu Sa'di duduk di sebelah Sayyid Alwi .Sementara orang-orang dari berbagai golongan berkumpumpul mengelilingi kedua Ulama besar itu.Mereka menunggu ,apa yang akan dibicarakan oleh dua ulama besar itu.

            Dengan penuh sopan santun dan etika layaknya seorang ulama besar ,Syaikh Ibnu Sa'di bertanya kepada Sayyid Alwi ,"Wahai Sayyid benarkah anda berkat kepada orang-orang itu bahwa air hujan yang turun dari saluran  air di Ka'bah itu ada berkahnya?"mendengar pertanyaan itu Sayyid Alwi menjawab,"Benar,bahakan air tersebut memiliki dua berkah,"Syaikh Ibnu Sa'di terkejut dan berkata,"Bagaiman hal itu bisa terjadi?"Sayyid Alwi menjawab,"Karena Alloh SWT menegaskan bahwa air hujan itu mengandung berkah (Q.S.Qaf:9)dan bahwa Ka'bah itu mengandung berkah (Q.S.Ali Imran:96).Dengan demikian ,air hujan yang turun dari saluran Ka'bah itu memiliki dua berkah ,yaitu berkah yang turun dari langit dan berkah yang terdapat dari baitulloh ini."

           Mendengar jawaban itu ,Syaikh Ibnu Sa'di merasa heran dan kagum kepada Sayyid Alwi.Kemudian dengan penuh kesadaran ,mulut Syikh Ibnu Sa'di itu melontarkan perkataan yang sangat mulia,sebagai pengakuannya akan kebenaran ucapan Sayyid Alwi ."Subchanalloh ,bagaimana kami bisa lalai dari kedua ayat ini."

           Kemudian Ibnu Sa'di mengucapkan terima kasih kepada Sayyid Alwi dan meminta izin untuk meninggalkan halaqah tersebut .Namun Sayyid Alwi berkata kepadanya,"Tenang dulu wahai Syaikh Ibnu Sa'di .Aku melihat bahwa polisi badui itu mengira bahwa apa yang dilakukan kaum muslimin dengan mengambil berkah dari air hujan yang mengalir dari saluran air di Ka'bah itu sebagai perbuatan syirik.Mereka tidak akan berhenti mengkafirkan orang dan mensyikkan orang dalam hal ini sebelum mereka melihat orang seperti anda melarang mereka.Oleh karena itu sekarang bangkitlah anda menuju saluran air di Ka'bah itu.Lalu ambillah air di situ di depan polisi badui itu,sehingga mereka akan berhenti mensyirikkan orang lain."

           Akhirnya ,mendengar saran Sayyid Alwi,Syaikh Ibnu Sa'di segera bangkit menuju saluran air di Ka'bah.Ia basahi pakaiannya dengan air dan ia pun mengambil air itu untuk diminumnya dengan tujuan ngalap berkah.Melihat tindakan Ibnu Sa'di ini,para polisi pamong praja itu pun akhirnya pergi meninggakan masjidilharam dengan persaan malu.

           Cerita tersebut di atas menegaskan bahwa ngalap berkah ada landasan hukumnya dan boleh dilakukan .Dalam sebuah riwayat Abd Allah bin Abbas ,Nabi Muhammad bersabda,"Sesungguhnya berkah itu bersama orang-orang besar kalian (ulama),"(H.R.Ibnu Hibban yang disahkan oleh Imam Bukhari).Hadist ini juga memperkuat bahwa ummat Islam dianjurkan untuk ngalap berkah dari ulama.Artinya ,tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak melakukan ngalap berkah dengan segala variannya.

            Berkaitan dengan tradisi "Ngalap Berkah" penulis ingin mengutip cerita yang ditulis oleh Mas'ud Adnan dalam bukunya Sunan Gus Dur ,Akrobat Politik Ala Nabi Khidir.Suatu saat ,ketika Gus Dur berziarah ke makam salah satu makam wali ,terjadi perbincangan serius antara Gus Dur dengan salah satu relasinya yang kebetulan wahabi .Si wahabi mengkritik pedas terhadap kebiasaan Gus Dur yang datang ke makam wali."Gus masak presiden percaya dengan makam-makam ini?"Gus Dur menjawab ,"Saya lebih percaya ke makam (kuburan) dari pada kamu,sebab makam tidak pernah dan tidak akan bohong sampai kapan pun."Akhirnya ,si wahabi tersebut tertunduk menahan rasa malu .Nah cerita sengaja penulis jadikan penutup dalam pembahasan "Ngalap Berkah" agar ummat Islam tidak ciut menghadapi kritikan dari orang yang belum mengetahui hakekat kebenaran.Allohumma ihdihim.

            Maka mari kita hidup rukun jangan mudah menyalahkan amalan orang lain semua amaln itu pasti ada landasannya.Hanya Alloh SWT yang berhak menentukan benar salahnya amalan seseorang karena Dia adalah Dzat yang Maha Benar.Demikianlah tambahan dari kami.Wallohu A'lam bishowaf.