Rabu, 19 Oktober 2011

Ali Fauzi Wisuda S-2

                 Kemarin 16/10 adik Amrozi dan Ali Ghufron narapidana terorisme bom Bali I itu diwisuda di Magister Pendidikan Islam Universitas Muhammaddiyah Surabaya.Tesis Ali Fauzi pun tak jauh-jauh dari dunia terorisme.Temanya adalah Deredikalisasi Pelaku Terorisme di Indonesia ditinjau dari perspektif islam.Latar belakang permasalahan yang disodorka sederhana saja ;Mengapa serangkaian tindakan represif dan pemenjaraan ribuan ikhwan jihadi tak menghentikan aktivitas terorisme di Indonesia,yang menjadi permasalahan adalah pemerintah tidak mempunyai konsep deradikalisasi yang jelas .Dikatakan Ali Fauzi ,penerapan hukuman tanpa diimbangi suatu metode penanganan terpadu dan terukur terhadap pola pikir yang radikal tidak akan berguna untuk menghentikan bahaya terorisme di Indonesia ."jadi jangan kaget bila masih ada Aksi-aksi bom bunuh diri di masa mendatang ,bila situasinya tetap seperti ini ,"kata Ali Fauzi .Dalam tesisnya ,Ali Fauzi membandingkan dengan upaya deradikalisasi yang dilakukan Malaysia .Menurut dia ,Malaysia sangat sukses meneraokan uoaya deradikalisasi .Untuk Ali Fauzi pun mewancarai sejumlah koleganya di Malaysia. Salh satunya Faiz Bafana ,mantan anggota mantiqi I yang juga bendahara Al Qaedah di ASIA tenggara .'Meski ditangkap ,mereka diperlakukan berbeda.Mereka diajak berdialok ,setelah keluar dari penjara ,hak-hak sosialnya ekonomi mereka pun dibantu,'tuturnya.jadi mereka tidak hanya diawasi begitu saja .Pemerintah juga berkepentingan agar kehidipan sosial dan ekonomi mereka pulih.Inilah yang kemudian membuat mereka dapat membaur lagi dengan masyarakat dan memilih jalan jihad yang tidak berdarah."Dalam dialok tersebut ,para ikhwan jihadi Malaysia diajak berfikir ,apakah boleh etika berperang yang menyebutkan boleh menyerang sasaran sipl tanpa pemberitahuan?Bagaimana hukumnya serangan yang mengakibatkan lebih banyak korban wanita dan anak-anak ,"terangnya.Kondisi ini jauh berbeda dengan Indonesia .Tak usah jauh-jauh mencari contoh Ali Fauzi sendiri mengalaminya .Kehidupan secara ekonomi masih jauh dari mapan .Dia harus bertanggung jawab mengurus pondok pesantren Al Islam ,selain mengurus anak istri,dia mengurus sekitar 15 janda ikhwan jihadi yang telah tewas karena sesuatu yang diyakininya ,padahal rata-rata janda-janda tersebut memiliki anak lebih dari emapat orang .Terakhir Ali Fauzi diundang Google Ideas sebagai salah satu peserta Summit Against Violent Extrimism di Dublin ,Irlandia Juni lalu Belum ada satu sektor usaha yang bisa menjadi andalan untuk menutup perbulannya.Namun dia masih menganggap beruntung,"Masih banyak ikhwan lain yang lebih  sengsara hidupnya dari saya.Inikan memprihatinkan,"tuturnya lagi.                                                                                                                                          Sebagai gambaran di Surabaya ada sekitar 200 mantan kombatan yang hidupnya memprihatinkan .Ada yang berdagang ponsel bekas ,ada yang teknisi komputer kecil-kecilan.Padahal kemampuan mereka jauh di atas para pelaku bom bunuh diri di Cirebon dan Solo baru-baru ini,"ucap pria yang berulang tahun tiap tanggal15 November tersebut.Menurut dia kondisi sosial ekonomi yang memprihatinkan membuat mereka gampang tergelincir untuk menekuni kembali aktivitas terorisme.Untuk itu Ali Fauzi berharap pemeintah menangani terorisme bukan sekedar dalam penindakan ,pemerintah juga harus menangani akar permasalahannya [sumber JP 17/10 2011].                                                                                              Ya penulis setuju dengan ide yang disampaikan Ali Fauzi dan saya harap pemerintah bisa membuatnya sebagai salah satu solusi ke depannya agar kita bisa terjauh dari tindakan-tuindakan radikalisme tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar