Rabu, 05 Oktober 2011

SYEKH JA'FAR AS-SHADIQ

         Sufyan Al-Tsaury pernah mengkritik Syekh Ja'far ketika mengetahui beliau sedang memakai pakaian yang rapi dan sangat elok."Anda tidak selayaknya menceburkan diri dalam kemewahan duniawi.Dari andalah diharapkan ketaqwaan ,kezuhudan dan sifat menghindari dunia."                                                                                  Syekh Ja'far berkata,"Dengar baik-baik hai Syufyan.Nabi hidup di suatu masa dan keadaan dimana kesengsaraan ,kemiskinan,dan kesempitan melanda mereka .Kehidupan nabi dan sahabat-sahabatnya pada masa itu memang disebabkan oleh situasi dan kondisi yang menimpa semua orang .Tapi kalau hidup di suatu masa dimana keperluan-keperluan hidup mudah didapat dan kondisinya mengizinkan kita untuk menikmati pemberia-pemberian Ilahi ,maka yang paling berhak untuk menikmati karunia dan nikmat-nikmat Alloh tersebut adalah orang-orang yang sholeh dan bertaqwa ,bukan orang-oang fasik dan kafir ,melainkan orang-orang muslim.Demi Alloh meskipun sebagaimana yang engkau lihat ,aku menikmati pemberian dan nikmat-nikmat Ilahi ini,tapi tidak pernah malam dan siang berlalu tanpa aku menyadari apakah hak orang lain masih ada di tanganku atau tidak.Kalau ada ,segera aku lunasi dan ku sampaikan kepadanya."Setelah mendengar penjelasan tersebut Sufyan terdiam.                                                                                                                                                                    Di lain waktu Sufyan datang bersama sahabatnymenyampaikan argumennya tentang sikap mereka yang memilih hidup zuhud.Mereka berkata,"Ada dua ayat dalam al quran yang kami ambil sebagai dalil untuk membuktikan kebenaran kami.Alloh SWT memuji sekumpulan sahabat dalam al quranyakni firman Alloh,"Dan orang-oran yang telah menempti kota Madinah dan telah beriman [anshar] sebelum [kedatangan]mereka [muhajirin],mereka mencintai orang yang hijrah kepada mereka.Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka[orang-orang muhajirin,dan mereka mengutamakan [orang-orang muhajirin] atas diri mereka sendiri ,sekalipun mereka dalam kesusahan .Dan saipa yang dipelihara dari kekikiran dirnya ,mereka itulah orang-orang yang beruntung,"[QS.56:9]Dalam ayat lain Alloh berfirman,"Dan mereka memeberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin ,anak yatimdan orang yang ditawan,"[QS.76:9].                                                                      Mendengar penjelasan tersebut Sykh Ashadiq berkata,"Pertama-tama apakah kalian bisa membedakan antara muhkamdan mutasyabih ,nasih dan mansukh yang ada dalam al quran ketika kalian berargumentasi dengan ayat-ayat suci al quran?Kesesatan yang menimpa umat islam ini adalah karena mereka berpegang pada suatu ayat ,tanpa mengetahui pengertian yang benar dari al quran .Hadist-hadist nabi juga juga seperti ayat-ayat al quran ,diperlukan pengetahuan dan pengertian yang sempurna .Ayat-ayat al quran yang kalian bacakan tadi,bukan merupakan dalil yang mengharamkan kita menikmati pemberian Illahi Azzawajalla.Ayat itu berkenaan dengan pengorbanan dan pemberian infaq .Ayat itu memuji suatu kaumpada suatu masa tertwentu,karena mementingkan orang lain lebih dari mereka sendiri,dan memeberikan hartanya kepada mereka.Namun kalau mereka tidak melakukan semua itu,bukan mereka telah berbuat ingkar dan dosa.Alloh tidak mewajibkan mereka berbuat demikian,dan pada waktu yang sama juga tidak melarang mereka .Kaum Anshar berkorban dan mementingka kaum muhajirin berdasarkan rasa ihsandan panggilan hati nurani ,karbenanya Alloh memberikan ganjaran kepada mereka.Sahabat nabi pada masa itu terlalu banyak menginfaqkan dan mengorbankan hak milik mereka,sampai turun wahyu Alloh yang membatasi perbuatan mereka tadi.Wahyu yang datang kemudian memansukhkan amal perbuatan mereka.Seharusnya kita mengikuti wahyu yang datang kemudian,bukan mengikuti perbuatan mereka sebelumnya.Alloh SWT berdasarkan rachmat-Nya yang tersendiri dan kepentingan orang-orang mukmin ,melarang seseorang menyengsarakan dirinya dan keluarganya deangan memberikan apa yang ada di tangannya kepada orang lain,karena dalam keluarganya terdapat orang-orang yang lemah,anak-anak kecil dan orang-orang tua yang tidak dapat memikul smua itu......"                                                                                    Itulah sosok Imam Ja'far Shadiq yang di masa hidupnya dikenal sbagai seorang Ulama yang besar dan disegani.Juga beliau terkenal dengan kedermawanannya .Sifat tersebut merupakan cerminan dari tradisi keluarganya yang berasal dari keturunan dermawan ,sebagaimana Rosululloh SAW adalah orang yang murah hati.                                                                                                                                                             Dalam hal kedermawanan ini beliau seakan meneruskan kebiasaan kakeknya ,Zainal Abidin yaitu bersedekah dengan sembunyi-sembunyi .Pada malam hari yang gelap ,ia memanggul sekarung gandum ,daging dan uang dirham di atas pundaknya dan dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkannya dari kalangan oran-orang fakir di Madinah tanpa diketahui jati dirinya .Ketika beliau telah wafat ,mereka merasa kehilangan orang yang selama ini telah membrikan mereka bantuan.                                                                        Asyekh Ja'far Ashadiq adalah keturunan dari ibunya Ummu Farwah adalah putri dari Al Qasim bin Muhammad bin Abi Bakar Assadiq,sementar neneknya dari arah ibunya adalah Asma bintu Abdurachman bin Abi Bakar Ashiddiq,ini artinya Abu Bakar adalah kakeknya ,Assyekh sendiri berkata,"Abu Bakar melahirkan diriku dua kali."                                                                                                                                    Nasb beliau adalah Ja'far bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Al Husain bin Ali bin Abi Thalib,putra paman Rosululloh dan suami putri Beliau Fatimah Rodhiallohu anha,terlahir di kota Madinah pada trahun 80 H dan wafat di kota yang sama pada tahun 148 H dalam usia 68 tahun.                                           Dengan membaca riwayat beliau mari kita ambil hikmah dan teladannya meskipun kita tidak mungkin dapat melakukan ibadah seper beliau mudah-mudahan keberkahannya bisa sampai kepada kita semua amiiin.        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar